REVIEW FILM KIM JI YONG, BORN 1982 | Perjuangan Perempuan Hidup dalam Diskriminasi
By Mila Journeys - 7:23 PM
Setelah melihat trailer film ini untuk pertama kali, yang terbesit dalam otak saya adalah film ini menceritakan tentang perjuangan seorang wanita yang harus menjadi ibu dan istri sekaligus. Terlihat sekali sejak awal bagaimana keriwehan yang ditunjukkan oleh pemeran wanita. Saya pun sangat penasaran dengan film ini karena saya ingin tahu bagaimana kehidupan rumah tangga setelah menikah.
Rasa penasaran saya semakin besar ketika mengetahui bahwa yang menjadi pemeran utama laki-lakinya adalah Gong Yoo. Saya sudah menjadi penggemarnya ketika Ia bermain dalam drama Goblin bersama dengan Kim Go Eun. Akting Gong Yoo sudah tidak perlu diragukan lagi karena karakternya dalam setiap drama ataupun film yang diperankannya selalu mengena di hati penonton.
Kim Ji Yong, Born 1982 merupakan sebuah film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Cho Nam Ju. Film ini sempat ditolak oleh beberapa orang yang Anti Feminisme. Namun, banyak juga yang tetap mendukung tayangnya film ini.
![]() |
Pict from Playword.id |
Film Kim Ji Young, Born 1982 bercerita tentang Ji Yong (Jung Yu Mi) Sebagai seorang ibu dan juga istri yang kerap sekali mendapatkan perlakuan diskriminatif dari orang-orang sekitar. Contohnya seperti perkataan orang kantoran di taman tentang posisinya sebagai ibu rumah tangga yang menurut mereka enak hanya berdiam diri di rumah dan menikmati gaji dari suami.
![]() |
Majalah.tempo.co |
Tekanan yang Ji Yong dapat tak hanya sampai disitu saja, Ia juga selalu mendaptkan perlakuan tidak adil dari mertuanya yang terlalu menuntutnya untuk menjadi istri yang sempurna. Ji Yong merasa kosong dan tidak tau bagaimana perasaan aslinya.
Perlahan demi perlahan Ji Yong seperti kehilangan jati dirinya. Ia seringkali menjadi orang lain dan lupa akan dirinya sendiri. Melihat hal itu sang suami Daehyon (Gong Yoo) merasa ada yang aneh dengan istrinya dan menyarankannya untuk pergi ke psikiater. Awalnya Ji yong menolak karena Ia merasa tidak ada yang salah dengan dirinya.
Namun, semakin lama keadaan Ji Yong semakin parah dan semua orang pun ikut khawatir dengan dirinya. Mampukah Ia melawan dirinya sendiri dan kembali sedia kala?
![]() |
Pict from Flicks |
REVIEW
Selama menonton film ini saya merasakan emosi yang luar biasa kepada mertua Ji yong yang sama sekali tidak adil. Ia hanya peduli dengan anaknya sendiri dan tidak memperdulikan perasaan menantunya. Padahal semestinya Ia juga menganggap menantunya itu adalah anaknya sendiri bukan malah seenaknya. Apakah mertua memang selalu seperti itu? Saya harap tidak semuanya.
Sebagai sesama wanita, saya juga seperti ikut merasakan apa yang Ji Yong alami. Terkadang perempuan memang seringkali dianggap sebelah mata. Salah satu contohnya adalah apa yang dialami oleh Ji Yong saat dirinya masih bekerja di kantornya. Dulu Ia merupakan seorang wanita karir yang sukses. Akan tetapi, Ji Yong harus mengalah dan kehilangan kesempatan menjadi bagian dari tim perencanaan di kantornya.
![]() |
Pict from Medium.com |
Hal yang membuat saya sedih adalah alasan ketua tim yang mengatakan bahwa Ji Yong merupakan seorang perempuan yang nantinya akan mengambil cuti hamil dan menjadi seorang ibu. Perusahaan membutuhkan pegawai yang memiliki waktu jangka panjang. Untuk itu. mereka memilih pegawai laki-laki karena mereka tidak harus mengajukan cuti hamil dan sebagainya, Sungguh miris hukan? Ketika kesempatan kita hilang begitu saja hanya karena sebuah gender. Tidakkah seharusnya diberikan kesempatan walau sebentar?
Film ini juga dapat menjadi pembelajaran bagi kita bahwa menikah bukanlah hal yang mudah. Akan terdapat banyak masalah-masalah yang mungkin ketika kita masih berstatus single, hal itu tidak terpikirkan sama sekali.
![]() |
Pict from Layar.id |
Selain itu, dalam film ini juga terdapat sindiran menganai budaya patriarki yang mengatakan bahwa ketika sudah menikah nanti, perempuan harus berada di rumah mengurus rumah tangga dan sebagainya. Hey! menjadi seorang Ibu dan Istri tidaklah mudah dan film ini menunjukkan hal itu. Jadi jangan memandang sebalah mata pekerjaan sebagai ibu rumah tangga karena pekerjaan itu merupakan pekerjaan yang mulia.
Banyak orang yang mengatakan hadirnya Gong Yoo sebagai suami di film ini sangat suamiable sekali haha dan nyatanya itu memang benar. Terlihat bagaimana Ia sangat peduli dengan istrinya dan ikut membantu Ji Yong mengurus anak mereka. Bantuan-bantuan kecil seperti memandikan maupun mengajak anaknya bermain sangatlah meringankan beban istri. Terbukti memang Gong Yoo di film ini benar-benar suami yang sangat pengertian.
![]() |
Pict From Tirto.id |
Secara kesulurah film Kim Ji Yong ini benar-benar memberikan banyak pelajaran terutama untuk membuat perempuan lebih berani lagi dalam menyuarakan keadilan. Memberikan kita kekuatan sebagai seorang perempuan untuk terus berjuang meskipun masih kita lihat ketimpangan gender di masyarakat. Tetapi jangan menyerah dan teruslah menjadi diri sendiri dan tetap mencari kebahagiaan bagi diri kita sendiri dan bukan untuk orang lain. Kita berhak medapatkan hak kita.
Film ini menurut saya layak ditonton dan juga layak untuk mendapatkan nilai 9/10. Sebab setiap karakter dapat memerankan perannya dengan sangat baik. Selain itu, film ini juga sangat relate dengan kehidupan sehari-hari sehingga tidak ada alasan untuk tidak menonton film dengan kualitas cerita yang menarik seperti ini.
Selamat Menonton :)
XOXO
4 comments
Aaaah akhirnya ada reviewnya yang enak dibaca. Aku dari kemarin mau nonton ini maju mundur terus, takut boring filmnya. Tapi kayaknya wajib ditonton deh.
ReplyDeleteWah terimakasih sudah berkunjung mba:) Bener banget film ini wajib di tonton hehe selamat menonton mba
Deletesepertinya menarik
ReplyDeleteMenarik banget memang filmnya mba Yuk! tonton :)
Delete