REVIEW NOVEL RINDU TERE LIYE | TENTANG KISAH PERJALANAN PANJANG KERINDUAN

By Mila Journeys - 11:04 PM





*Blurb* 

Apalah arti memiliki?
Ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami.
Apalah arti kehilangan?
Ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan.

Apalah arti cinta?
Ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apapun?

Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupkan jaraknya setipis benang saja.”

Novel ini tentang masa lalu yang memilukan. Tentang kebencian kepada seseorang yang seharusnya disayangi. Tentang kehilangan kekasih hati. Tentang cinta sejati. Tentang kemunafikan. Lima kisah dalam sebuah perjalanan panjang kerinduan.


*REVIEW*

Kesempatan kali ini saya akan mencoba untuk mereview sebuah novel karya penulis terkenal Indonesia yaitu, Tere Liye. Sebelumnya saya memang tidak terlalu mengikuti karya-karyanya dan juga baru kali ini saya membeli bukunya. Jadi mungkin ini adalah buku perkenalan saya dengan karya Tere Liye.




Awalnya pertama kali saya melihat judul buku ini, saya mengartikan "Rindu" itu seperti kita merindukan seorang kekasih dan bercerita tentang sepasang kekasih. Namun, ternyata arti Rindu dalam buku ini jauh dari apa yang saya bayangkan. Sebab artinya memiliki makna yang dalam.


Buku ini berlatar pada tahun 1938 ketika Indonesia belum merdeka dan masih dibawah penjajahan Belanda. Saat itu, sebuah kapal bernama Blitar Holand membawa ribuan jamaah haji dari Makassar hingga Mekkah. Zaman dulu untuk menunaikan haji memang membutuhkan waktu sampai berbulan-bulan.

Setiap tokoh memiliki kisahnya masing-masing dan sangat menarik untuk diikuti. Pertama ada Daeng Andipati, seorang saudagar kaya raya yang pernah belajar di Belanda dan memiliki dua putri bernama Anna dan Elsa. Dua gadis riang yang menurut saya ditampilkan dengan baik oleh penulis sebagai penghidup suasana dalam novel ini dengan tingkah mereka yang lucu. Selain mempunyai anak-anak yang lucu, Daeng juga membawa serta Isterinya yang cantik. Akan tetapi, memiliki itu semua lantas tak membuatnya bahagia. Ternyata dalam hatinya masih ada pertanyaan yang belum terjawab dan masih menganggunya


"Kalau kau hanya takut pada Allah, maka tidak ada yang membuat kau gentar, Andi. Tapi kalau kau takut dengan urusan dunia, takut dengan manusia misalnya, makau kau benar, lorong-lorong ini memang menakutkan." - Gurutta hlm 269

Kedua ada Ahmad Karaeng atau dikenal dengan panggilan Gurutta, seorang ulama dari Sulawesi yang menjadi tokoh utama dalam novel ini. Beliau adalah salah satu tokoh yang saya sukai karena tata bahasanya yang lembut dan menenangkan hati. semua penumpang mengenalnya dan juga menghormatinya


Selanjutnya yang ketiga ada Ambo uleng, seorang pemuda yang berkulit hitam legam yang merupakan kelasi di kapal tersebut. Ambo membawa kisah pilunya snediri dan berharap dengan menaiki kapal Blitar Holland ini ia bisa melupakan rasa sakitnya itu

"Maka jangan pernah merusak diri sendiri. Kita boleh jadi benci atas kehidupan ini. Boleh kecewa. Bboleh marah. Tapi ingatlah nasihat lama, tidak pernah ada pelaut yang merusak kapalnya snediri. Akan dia rawat kapalnya, hingga dia bisa tiba di pelabuhan terakhir. Maka, jangan rusak kapal kehidupan milik kau, Ambo, hingga dia tiba di dermaga terakhirnya."- Gurutta hlm 284

Keempat ada Bonda Upe, seorang gadis keturunan china dan berangkat dengan suaminya. Bonda Upe juga memiliki masa lalu yang kelam dan tengah berjuang keras untuk berdamai dengan masa lalunya itu.

" Kita tidak bisa melakukan itu, Upe. Tidak bisa. Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu. Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik mengatasinya. Dengan kau menerimanya, perlahan-perlahan, dia akan memudar sendiri. Disiram oleh waktu, dipoles oleh kenangan baru yang lebih berharga. - Gurutta hlm 312 

Kapal itu selalu berlabuh di beberapa dermaga dan setiap mereka berlabuh ada saja tokoh baru yang muncul ditambah dengan cerita-cerita dan konflik baru. Salah satu tokoh baru yang muncul setelah kapal Blitar Holland berlabuh adalah pasangan Mbah Kakung dan mbah Putri Slamet.

pasangan suami istri itu masih semangat menunaikan haji meskipun umur mereka tidak lagi muda. Banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan dalam kisah pasangan suami istri ini. Tak lain adalah mereka masih sangat romantis dan saling mencintai satu sama lain, membuat iri semua penumpang Kapal Blitar Holland. 

"...Semua orang ingin naik haji ketika fisik mereka kuat, masih muda, tapi perjalanan itu tidak murah. Banyak prang yang harus menabung bertahun-tahun dan baru cukup saat usia mereka telah sepuh, seperti pasangan di sebelah, ketika usia mereka delapan puluh tahun." - Gurutta hlm 182 

Selama beberapa hari memulai perjalanan haji. Terdapat lima pertanyaan yang ditanyakan oleh penumpang. Sayangnya tidak semua pertanyaan dapat terjawab, alasannya mungkin memang tidak ada jawaban dan penjelasan yang signifikan



Banyak hal positif yang saya dapatkan setelah membaca novel ini. Saya merasa, meskipun para penumpang baru mengenal satu sama lain. Namun, mereka seperti didekatkan oleh takdir. Saling membantu ketika yang lain dalam kesusahan dan bahu membahu untuk dapat memenuhi tujuan utama mereka yaitu tiba ke tanah suci

Mereka semua layaknya keluarga dalam satu kapal. Cerita yang disajikan Tere Liye mampu memberikan dampak positif dan bisa kita terapkan di kehidupan kia sehari-hari. Meskipun tokoh utama terlihat di hormati dan di teladani namun nyatanya Ia juga memiliki kelemahan yang tidak semua orang tau. Hal ini memperjelas bahwa sang penulis ingin menyiratkan bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna. Dibalik kelebihan pasti ada kekurangannya, hanya saja mungkin kekurangan itu tertutup oleh kelebihan yang tampak

"Kita tidak perlu membuktikan apa pun kepada siapa pun bahwa kita baik. Buat apa?Sama sekali tidak perlu. Jangan merepotkan diri sendiri dengan penilaian orang lain. Karena toh, kalaupun orang lain menganggap kita demikian, pada akhirnya tetap kita sendiri yang tahu persis apakah kita memang sebaik itu." - Gurutta hlm 313 



Sama halnya seperti manusia, novel ini pun juga memiliki kekurangan dibalik kelebihannya yang ditampakkan. Menurut saya, karena latar cerita dalam novel ini kebanyakan di Kapal membuat saya gemas sendiri dan sedikit bosan. Hanya sebagian kecil saja latar ceritanya di luar kapal dan itupun menurut saya porsinya kurang

Jika kalian mencari novel dengan unsur islami dan sejarah di dalamnya, menurut saya novel "RINDU" Tere Liye ini bisa menjadi pilihan. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan yang di dapat oleh novel ini yaitu, merupakan salah satu buku best seller milik Tere Liye dan berhasil meraih penghargaan "Buku Islamic terbaik dalam Islamic Book Award 2015". 

Saya pribadi memberikan rating 4/5 untuk novel ini karena berhasil membuat saya menitikan air mata dan terhenyut membaca kisah para karakter di dalamnya yang menurut saya pribadi merupakan masalah-masalah yang sering kita jumpai di kehidupan kita saat ini.. Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk teman-teman baca :) 




+ Bonus Quotes yang saya suka dalam buku ini

".... Takdir tidak pernah bertanya apa perasaan kita, apakah kita bahagia, apakah kita tidak suka. Takdir bahkan basa-basi menyap pun tidak. Tidak peduli, Nah, kabar baiknya, karena kita tidak bisa mengendalikannya, bukan berarti kita jadi makhluk tidak berdaya. Kita tetap bisa mengendalikan diri sendiri bagaimana menyikapinya. Apakah bersedia menerimanya, atau mendustakannya." hlm 471 


-XOXO 

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Comments system