![]() |
Sumber: Freepic |
Apa kabarnya nih temen-temen? Semoga sehat selalu yaa. Kita semua mendapat kabar bahwa akhirnya PSBB diperpanjang. Hmm semakin lama dong ya kita dirumah? hehe tetapi jangan bosan ya kita tetap harus mematuhi peraturan dari pemerintah dan membantu tenaga media yang sedang berjuang di luar sana dengan tetap #dirumahaja.
Banyak hal kok yang mungkin bisa kalian lakukan selama karantina di rumah. Salah satunya nih hal yang sedang aku sukai akhir-akhir ini adalah menonton IG Live dengan tema yang menarik dan juga menambah wawasan. Kan seru yaa jika kita tetap #dirumahaja tetapi kita juga bisa mendapatkan pengetahuan baru. Jadinya otak nggak kosong-kosong banget gitu hehe.
IG Live yang biasanya saya ikuti adalah Live yang memang memiliki tema menarik dan juga menambah pengetahuan. Biasanya saya juga tertarik untuk mengikuti IG Live yang menghadirkan seorang pakar di bidang tertentu. Sebab tentunya bincang-bincang yang dipaparkan tidak hanya omong kosong belaka tetapi memang langsung dari pakarnya dan memiliki ilmu di dalamnya. Alias tentunya bincang-bincang berfaedah lah yaa.
Salah satu IG Live yang saya ikuti kemarin adalah IG Live mba inaulia dengan temannya mba Anggiastri H. Utami, M.Psi., Psikolog yang merupakan psikolog klinis sekaligus pemilik Kemuning Kembar & Omah Perden. Tema yang mereka bawakan adalah "Menjadi Ibu Bahagia, Ibu Creative Selama di rumah" Tips dan Trick Mengatur Emosi Ibu dan Pola Pengasuhan Anak Selama Pandemi Covid-19. Yaa meskipun saya belum menjadi ibu sih tetapi saya rasa hal ini sangat penting bagi para ibu di luar sana yang mungkin sedang mengalami mood yang naik turun maupun stress selama covid19 ini.
Seperti yang kita tahu, beberapa orang tua sedang diuji selama masa karantina ini. Contohnya seperti perasaan nggak nyaman, takut dan juga marah. Lalu apakah perasaan negatif ini berbahaya bagi sang ibu?
Mba Anggiastri : Ketika kita mempunyai rasa takut, kekhawatiran dan bosan itu hal yang sangat wajar. Justru kalau nggak merasakan itu kita sedang tidak ada disini atau pikiran kita ada di tempat lain.
Tetapi emosi negatif itu bahaya dan sudah menganggu fungsi kita secara personal atau lingkungan
Contoh apabila kita sedang menghadapi anak yang sedang senang explorasi, Ketika kita marah berlebihan dan membuat anak menjadi takut, kita harus evaluasi kembali diri kita karena situasi Ibu berpengaruh kepada anak.
Contoh lainnya ketika ibu sedang marah, anak datang ke kita lalu respon kita tinggi dan menolak. Anak-anak bisa menangkapnya seperti apa sebenarnya yang salah denganku? kok ibu berprilaku demikian? Anak sangat peka misal melihat ibunya berkaca-kaca (apa yang kita rasakan anak bisa membacanya. Jangan-jangan sebenarnya kitalah yang mereflesikan emosi negatif sehingga anak kita rewel.
Berbedanya kalo sang ibu lagi Happy lalu anak rewel, maka respon kita netral dan biasanya lebih terkendali sehingga kita bisa membersamai badai emosi mereka.
![]() |
Sumber: Freepic |
Bagaimana cara kita mengelola sedih, marah dan juga me manage emosi kita?
1. Cari Tau Penyebab Emosi kita apa?
Lihat apa saja yang menyebabkan emosi kita muncul.
semisal kita sedih, marah karena apa?
2. Belajar cara yang paling efektif mengelola itu
Mencari aktifitas yang efektik mengelola emosi kita. Salah satunya mungkin dengan memasak emaosi kita bisa tersalurkan. Lalu bisa juga dengan meditasi yang membuat kita menjadi rileks. Mengenali diri sendiri dulu kita seperti apa? baru kita dapat mengenali anak kita, Jangan pernah memendam emosi.
3. Ekspresikan emosi kita.
Jangan pernah sekali-kali denial kelola emosi kita. Bisa kita salurkan ke aktifitas-aktifitas yang membuat kita lebih baik.
4. Self Talk
Sedih > sintom tubuh apa yang muncul
marah> sintom tubuh apa yang muncul
Kita bisa evaluasi mungkin ada orang marah-marah ke kita lalu, kita gali perasaan yang muncul. Apakah nggak gak nyaman itu marah kah, sedihkah atau malukah?
Dampak negatif anak di dalam rumah dan bagaimana meminimilasir
![]() |
Sumber: Freepic |
Kita juga harus mengerti anak karena mungkin kondisi sekarang ini bukanlah hal yang mudah untuknya. Sekarang ini anak sedang dikondisi jarang ketemu temen, kemampuan sosialnya berkurang. Untuk anak-anak yang sekolah 6 tahun ke bawah mereka menjadi lupa asyiknya sekolah atau malah kebalikannya kangen sekolah sampai membuatnya menjadi rewel.
Cara Meminimilasirnya
1. Kuncinya ada di ibu dan bapaknya.
Orangtua bisa memberikan afirmasi ke anaknya seperti nanti kalau sudah sekolah, mau ya berangkat sendiri, mau ya sekolah.
menjadi hari-hari seperti biasanya, menanyakan hal-hal apa saja yang dilakukan saat sekolah (bersosialisasi). Atau bisa juga mencoba untuk video call dengan teman-temannya, dengan begitu mereka mungkin akan ingat kembali kenangannya.
2. Membuat Jadwal
Anak akan terbiasa dan membentuk pola mungkin bisa tugasnya dikerjakan di range waktu sekolah. kita belajar di jam yang sudah ditentukan dan memberikan kepercayaan untuk menyelesaikan tanggung jawab itu.
semisal untuk anak-anak yang SD bisa diajak membantu orang tua, menyapu kamar, memasukkan pakaian. Jangan berekspektasi pekerjaan yang mereka lakukan akan rapih.
Mungkin sebagai seorang Ibu kita bisa mendekatkan diri lagi ke anak. Mengetahui apa keinginannya dan juga mengerti aktifitasnya di umur-umur yang sedang senang bereksplorasi. Saya tidak begitu tahu mengenai pola pengasuhan anak tetapi saya mau belajar karena tentunya di masa depan mungkin saya juga akan menjadi seorang ibu.
Banyak sekali ilmu yang bisa saya tangkan dari IG Live mba Ina dan mba Anggiastri. Terutama bagaimana menjadi seorang ibu yang kreatif dan tips menghadapi anak yang rewel di masa pandemi ini. Semoga teman-teman yang sedang mengalami hal serupa dan ingin menjadi ibu yang kreatif mungkin penjelasan dari mba Anggiastri bisa kalian coba ya :) Semangat terus untuk kita meskipun di rumah tetapi tetap creative dan positive ya
-XOXO